Bersama Sukses

pengetahuan rakyat adalah kekayaan bangsa yang tak ternilai

header photo

 

Blog posts : "sketsa"

Sketsa Ki Bloko Suto

Sketsa Ki Bloko Suto  

Suatu siang, sesosok tubuh tercacah...., terlentang tengadah matahari.

Siapa dia?..... Seseorang berbisik;.... Ki Bloko Suto !!!

Memangnya siapa Ki Bloko Suto?... terdengar sahutan ... orang yang selalu bloko suto !!!

Kapan dia mati?... suara itu bergumam;... ketika sedang bloko suto !!!

Dimana dia tewas?... Seorang nenek berkata;.... di bloko sutonya !!!

Bagaimana dia mati?... sebuah suara dengan sareh berkata;.... ditujah keris sakti Kyai Ageng Bloko Suto !!!

 

Lalu kenapa lukanya arang kranjang?... Jengkel, seorang Bapak menjelaskan:

kami congkel matanya, karena selalu melihat bloko suto,

kami sobek mulutnya, karena selalu berbicara dengan bloko suto,

kami kerat tangannya, karena selalu mengambil bloko suto,

kam…

Read more

Sketsa Enam

SKETSA ENAM

Ketika orang berlomba tarikan topeng,
Mengejek sukma-sukma lugu, pelayanan telah kehilangan gardu
Ketika orang saling mencerca, kemanakah arah pelayanan khan dibawa ?
Ketika orang saling tuding pembenaran, dimanakah TUHAN ditempatkan ? 

Jiwa-jiwa rapuh kehilangan bentuk, jejakkan kaki-kaki angkuh. Pengorbanan terjerambab di teras kata-kata. Apa jadinya ketika gerakan kehilangan nafas, dan pelayanan pantang berkorban ? ??.....Tak lebih sekedar bendera pajangan 

Dunia kian sempit, pelayanan semakin terjepit
Masih pada siapakah tanggung jawab dilekatkan ? Lalu siapakah kita di mata sang Pencipta ?
Hati adalah wujud bait-bait, Menjadi rumah bayang-bayang, taman bercanda para bangkai Manusia terbahak-bahak merajut binasa Me…

Read more

Sketsa-060406

S K E T S A - 0 6 0 4 0 6

Rajah-rajah debu beledu semakin beringas
Di lengan langkah sejarah
Pikiranmu adalah puting beliung disenderan geribik lolongan
Berhalakan angkara di pembenaran kehendak
Masih saja nurani kau kutubkan?...
Aku terpaku dibalik tangisan bhinneka
Bersama peluh yang tersayat-sayat
Baru kemarin kucium harum embun kata-katamu
Baru kemarin kau terpakan sejuk di muka pintu
Ataukah hanya lugu yang kian terbelenggu?
Kucoba usaikan babak pada cangkir kesabaran yang terkoyak-&2y

Read more

Sketsa Tawar

S K E T S A  T A W A R

Tawa-R-mu seakan menjadi tawaR ketika kau suguhkan sebingkai tawaR di tengah orang saling tawaR tentang kehidupan yang kian tawaR saja.

Ruang di seberang sana, orang gila tergelak bahak dan tertawa-R tawa-R saling tawa-R kejujuran, ataukah dirimu juga…..

Hhmmmm...perjalanan tak ubahnya sebuah roti tawaR, dikerat agar bermakna meski tetap saja roti tawaR, seperti bedebah menari-nari tiada memahami makna, bagaimana dengan dirimu ?... Waktu tak pernah lelah ketika tawarkan babak, para bedebah masih saja tawar menawar tentang kebenaran bak pasar pagi yang kian pikuk saja, atau aku yang telah tawar dari tawaR menawaR yang kau tawarkan dengan hati tawaR ….

Hentikan saja tawaR menawaRmu, sebab itu tak ubah pecundang…

Read more

Puisi Sketsa Sembilan

SKETSA SEMBILAN  1995

Benak-benak menggerayang nadir
Menyurukkan lorong bathin antar kala,
Lepas..bebas….bablas……..

Kijing-kijing peradaban jiwa didengungkan
Mata hati tak kuasa bertutur pedang,
Membedah tabir semesta penyadaran
Terbungkam di kapling pencampakan

Gagap nurani meringkih lirih,
Kemenangan adalah berhala, raja dari segala pemuasan
Kebenaran tak lagi sukma, sekedar prosesi penghias basa-basi
Masih ampuhkah Iman, rumah dari firman-firman
Sementara kendali dikenikmatan semusim,
Semakin pekat menjerat kuat
... Munafik !!!!... (merapi’0995-&2y)


Read more

Puisi Sketsa Duabelas

SKETSA DUABELAS  1999

Berapa lama lagi di perhentian, sementara waktu lalu lalang berbeda gaun
Warna warni tak kupahami kau sodorkan, di mukaku yang berpeluh darah
Kakiku tak lagi berupa, berubah bayang terkikis angin

Berapa lama lagi di perhentian, langkahmu bersimpang arah
Mematut diri bergenggam nisan masa lalu

Berapa lama lagi di perhentian, tulang-tulang beranjak keriput
Dan rambut-rambut semburatkan awan

Berapa lama lagi di perhentian, mereguk debu-debu penantian
Satu-satu berurai serpih tak bertuan --&2y--

Read more

Nyanyian Badut

NYANYIAN BADUT  (SKETSA DUA  1994 )

Di liang-liang waktu bangkitlah riwayat, menyeruakkan wujud-wujud,
Mata-mata terkelupas rabun, nurani semakin nanar, tak jelas.
Saat matahari tersenyum tajam,
Menghunjam belukar hutan,
Aku berdiri di batas cakrawala,
Lukisi pelangi pada darah yang memekat

Saat waktu beralih rupa,
Hadirkan bulan memasang titian
Membangun getar direlung penyadaran
Di tengah embun berkabut tengadahkan kepala
Di ratapi berjuta mata bintang yang berdebat,
Tentang kejujuran, tentang moral, tentang kenyataan,
Tentang orang-orang saling sembunyikan bangkai,
Di antara topeng dan kata-kata, membangun ambisi dan syahwatnya sendiri,

Hati tak lagi telanjang, pelayanan katamu ?..
Subyek obyek celotehmu ?, perutku se…

Read more

7 blog posts